"Scripta Manent Verba Volant—yang tertulis mengabadi, yang terucap hilang bersama angin

MENGGAPAI RIDLO ALLAH DENGAN TINTA DAN PENA

Foto Saya
Nama:
Lokasi: Sumenep/Surabaya

Seorang Anak Manusia yang terlahir dari rahim Cinta Kasih Ibu Bapak untuk Menyinari jagat raya dengan membangun KePercayaan

Senin, 24 November 2008

preman kultural Vs preman struktural

Sebagai penegak Hukum, Polisi punya tanggung jawab moral untuk membasmi semua penyakit masyarakat. apapun namanya. seperti KKN, pencurian, penjudian, terorisme, dan yang terakhir adalah premanisme.

hal yang sangat menarik bagi penulis disini adalah, setelah selesai mengeksekusi tersangka pelaku bom bali, Amrozi cs, polisi membuat gebrakan baru yaitu perang melawan preman. semua orang yang dinilai preman dalam "kaca mata" polisi ditangkap. hanya karena bertubuh kekar, bertato, rambut gondrong, tanpang seram, premanlah orang tersebut.

lalu bagaiman dengan orang yang bertampang rapi, berdasi, berjas, bersepatu semiran, yang telah banyak membawa uang rakyat keluar negeri?

kalau di kelompokkan, preman itu ada dua, yang tak terstruktur dan yang terstruktur. kelompok pertama termasuk yang tidak terstruktur. tempat oprasinya di pasar2, terminal, jalanan. senjatanya bisa berupa linggis, pisau, paku, obeng paling canggihnya senjata api. korbanya bisa berupa sopir, para pedagang, penumpang, nasabah bank, pertokoan dan rumah elit.

sedangkan kelompok yang kedua adalah preman struktural. kinerjanya sistematis. kelompok ini punya jaringan yang kuat, dia menggunakan kekuatan lobi dan MoU. senjatanya bukan lagi sajam (senjata tajam) dan senpi (senjata api) tetapi pena dan kertas. korbanya adalah orang yang punya wewenang dan tanggung jawab untuk memutuskan kebijakan. tempat oprasinya biasanya di gedung-gedung para dewan atau wakil rakyat, instansi pemerintah dll.

bisakah polisi membasmi preman yang kedua ini? kita tunggu episode selanjutnya.
selamat menyaksikan!